Berita Terbaru
Awas, Penipuan SMS Berkedok Seminar Telah Menjerat Korban
[Unpad.ac.id, 7/11/2011] Penipuan melalui pesan singkat atau Short Message Service (SMS) kepada mahasiswa dan dosen Unpad kembali marak akhir-akhir ini. Dalam SMS yang mengatasnamakan Pembantu Rektor Bidang Akademik Unpad ini , mahasiswa atau dosen diminta untuk menghubungi Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat (Kadisidik Jabar) perihal seminar yang akan digelar oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti). Waspadalah karena penipuan ini telah menjerat sejumlah korban.
Setelah sempat beberapa kali diberitakan di website Unpad tentang penipuan melalui SMS tersebut, akhirnya ada salah seorang korban dari kalangan mahasiswa Unpad melaporkan diri sebagai korban penipuan SMS tersebut dan menjelaskan kronologisnya kepada Humas Unpad. DA (22), mahasiswa Unpad yang menjadi korban tersebut mengatakan bahwa dirinya mendapat SMS tersebut pada Kamis (3/11) lalu. SMS penipuan tersebut dikirim dari nomor 083893856301 dengan isinya, “Yth: X (nama mahasiswa). Segera hub bpk Dr. H. M. Wahyudin Zarkasyi, Sk Kadisdik Jabar: 0819 3415 9368. Perihal: Seminar Gratis Dari Dikti (Dari PR I Unpad).”
Selanjutnya ia mencoba berusaha menghubungi nomor Kadisdik tersebut untuk mengetahui informasinya lebih lanjut via SMS. SMS DA kemudian dibalas oleh orang yang mengaku sebagai Kadisdik tersebut dengan isi SMS sebagai berikut, “Silakan hub bpk skrg nak agar dijelaskan”. Mendapat jawaban tersebut, DA langsung menghubungi via telepon ke nomor tersebut.
Dengan nada bicara yang meyakinkan, orang tersebut mengatakan, “Nak DA selamat ya, anda terpilih mewakili mahasiswa Unpad untuk mendampingi Bapak untuk menghadiri seminar nasional di Nusa Dua, Bali. Segala biaya dan akomodasi ditanggung pihak Dikti, yaitu ananda diberi biaya 10 juta untuk akomodasi dan penginapan di sana. Untuk lebih jelas perihal pencairan dana tersebut lebih cepat ananda hubungi Bapak Joko Purwanto dari Dikti di nomor 085282626167.”
Usai menelepon, DA menjelaskan berita tersebut kepada ibunya. Karena ibunda DA adalah seorang guru dan mengenal nama-nama Wahyudin Zarkasyi dan Joko Purwanto tersebut, ibunda DA amat senang dan merasa bangga karena anaknya terpilih mendampingi Kadisdik di seminar nasional tersebut. Akhirnya ibunya mendorong anaknya untuk menghubungi Joko Purwanto melalui nomor telepon yang diterima DA dari orang yang mengaku sebagai Kadisdik Jabar tersebut.
Selanjutnya, DA pun menghubungi orang yang mengaku sebagai Joko Purwanto tersebut. Orang tersebut mengatakan bahwa memang benar ada dana Rp 10 juta untuk DA dan akan ditransfer melalui rekening DA. Ia meminta DA mengirimkan via SMS nomor rekening tabungan DA segera. Karena DA lupa dengan nomor PIN kartu ATM-nya, dia kemudian menghubungi orang tersebut kembali untuk mengetahui apakah ia diperbolehkan mengirimkan nomor rekening yang kartu ATM-nya tidak bisa digunakan. Ternyata DA harus mengirimkan nomor rekening yang kartu ATM-nya masih bisa digunakan.
Dari situlah, DA yang dalam kondisi agak panik, mencoba menjelaskan kepada ibunya dan bermaksud meminjam nomor rekening dan kartu ATM beserta PIN ibunya agar uang dari Dikti tersebut dapat ditransfer oleh orang yang mengaku sebagai Joko Purwanto tersebut. Setelah mengirimkan nomor rekening tersebut, orang yang mengaku Joko Purwanto tersebut menyuruh DA untuk mengecek ke ATM apakan uangnya sudah ditransfer atau belum.
Karena mendapat jawaban yang cukup cepat, DA sempat dibuat terlena dengan kondisi tersebut. Rupanya situasi ini berhasil dimanfaatkan si penipu untuk memperdaya DA. Sambil dipandu oleh sang penipu, DA seakan-akan terhipnotis sehingga tanpa sadar DA diminta untuk mengecek informasi saldo dan menekan tombol transfer ke bank lain dan memasukkan nomor referensi dan terakhir memasukkan angka 4997175.
“Seperti dihipnotis, saya diminta malakukan hal tersebut berulang kali. Ternyata saya sudah mentransfer sebanyak lima kali berturut-turut. Karena di layar tertera transaksi telah melampaui batas maksimum, transaksi tersebut tidak bisa dilanjutkan, tapi orang tersebut meyakinkan bahwa sebanyak Rp 5 juta telah ditransfer ke rekening DA. Namun, dia mengancam agar saya tidak melakukan transaksi atau mengecek informasi saldo karena datanya sedang diproses, bila tidak, maka transaksinya akan dibatalkan oleh bank,” ujar DA.
Orang tersebut meminta DA mencari rekening yang lain agar uang yang ditransfer tersebut dapat genap Rp 10 juta. Lagi-lagi, DA segera meminjam nomor rekening dan ATM ibunya di bank lain agar uang tersebut dapat ditransfer oleh si penipu tersebut. Selanjutnya, DA pun dipandu mengikuti cara-cara yang sama seperti pada nomor rekening sebelumnya, hingga pada saat diminta mengisikan angka 4997175, transaksinya selalu gagal, karena kebetulan di rekening tersebut tidak ada uangnya. “Dari situlah saya baru sadar kalau saya telah tertipu,” tuturnya.
Masih pada hari yang sama, DA kemudian mencoba mengusut ke pihak bank untuk mengecek dan memblokir nomor rekening si penipu. Naasnya, menurut bank, dari nomor rekening tersebut, uang yang dikirim DA telah diambil tunai dan ditransfer ke berbagai rekening di bank lain, sehingga bank kesulitan melacaknya. Selain itu, DA juga tidak bisa menghubungi nomor-nomor telepon si penipu tersebut. Akhirnya DA segera melaporkan peristiwa tersebut ke pihak Kepolisian pada hari yang sama.
Dengan adanya laporan penipuan ini ke pihak Unpad, Humas Unpad berusaha senantiasa menghimbau kepada seluruh civitas akademika Unpad untuk waspada dan berhati-hati dalam menerima SMS semacam itu.
“Untuk semua mahasiswa Unpad mohon untuk waspada, berhati-hati, dan juga kritis dengan adanya kiriman SMS yang berisi penawaran untuk mengikuti seminar tersebut. Disitu dituliskan bahwa pesan dari PR 1 Unpad, tetapi mohon jangan dipercaya karena yang Humas tahu tidak ada kegiatan yang bekerja sama dengan Unpad untuk mengikuti seminar di Bali,” ujar Kepala UPT Humas Unpad, Weny Widyowati, S.Sos., M.Si., beberapa waktu lalu. *